Sabtu, 27 Februari 2016

A stranger

“Aku nggak mau hidup di dunia maya.”





Itu adalah kata yang diucapkan salah seorang teman ketika aku berkata bahwa aku punya beberapa kenalan melalui jejaring sosial. Apa yang pertama kali terlintas dipikiranmu ketika aku berkata hal yang sama. Pasti aku adalah seorang gadis aneh (ya, mungkin), atau aku adalah seorang gadis kesepian yang selalu menghabiskan malam minggunya di depan laptop. Kalau yang terakhir sih karena kerjaan jadinya harus mantengin laptop tiap hari (hehe).

Talking to a stranger by sns doesn’t make you weird. Guys, ini udah era digital. Kita hidup dimana dunia nyata bisa berjalan berdampingan dengan dunia maya. What I mean is I live my real life the way it should be and  I enjoy my digital world too. Aku selalu menikmati ketika mengobrol dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama akan suatu hal. I share everything; traveling, food, musics, movies, books, religion, science, etc. Aku juga menikmati ketika harus curhat atau sekedar nyampah di email orang asing. Satu hal yang membuatku selalu senang memiliki banyak teman di jejaring sosial adalah mereka jarang memberikan penghakiman atas hal-hal yang aku katakan ataupun yang aku ceritakan.  People like that is hard to find.

Persahabatan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja. Apalagi pada era global seperti sekarang ini, ada berbagai macam cara untuk menemukan seseorang yang berbagi ketertarikan yang sama denganmu ataupun sekedar ngobrol basa-basi saja dan semuanya semudah menekan tombol enter dengan jari telunjukmu.

So stranger, let’s be a friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar