Kreativitas bukanlah sebuah
anugerah, tetapi merupakan hak asasi setiap manusia. Kreativitas harus dilatih
secara teratur agar menjadi efektif. Stres seringkali didefinisikan sebagai
suatu perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita dan kreativitas memiliki
kemampuan untuk membuat perubahan menjadi sesuai, bahkan menyenangkan. Namun,
kreativitas memerlukan sikap yang tepat dan strategi yang dapat dijalankan.
Secara sederhana, proses kreatif
memiliki dua bagian, yaitu kreativitas primer dan sekunder. Hal tersebut serupa
dengan apa yang secara berturut-turut disebut sebagai fungsi otak kanan dan
fungsi otak kiri. Kreativitas primer merupakan tempat terbentuknya ide. Ini merupakan
tempat permainan pikiran, dan ide dibentuk serta dimatangkan. Kreativitas
sekunder mirip dengan lokakarya pikiran, suatu tempat untuk melihat, membentuk,
menyatukan, mematangkan, dan memoles ide-ide yang ada untuk digunakan secara
fungsional.
Roger von Oech, dalam bukunya
yang berjudul A Kick in the Seat of the Pants, menyebutkan lebih jauh
bahwa proses kreatif merupakan kombinasi dari empat fase. Keempat fase tersebut
adalah the Exploler (penjelajah), the Artist (seniman), the
Judge (hakim), dan the Warrior (ksatria). The Exploler
dan the Artist berperan sebagai kreativitas primer, sementara the
Judge dan the Warrior berperan sebagai kreativitas sekunder.
The Exploler
merupakan pencari materi mentah untuk menciptakan ide. Perlengkapan terpenting
yang dibutuhkan the Exploler adalah pikiran yang terbuka. Pikiran yang
negatif akan menutup rapat pikiran. Pikiran yang terbuka memerlukan beberapa
sikap untuk bertindak sebagai penyubur pikiran. Sikap tersebut antara lain rasa
ingin tahu, optimisme, dan antusiasme. Untuk mendapatkan ide baru yang baru, the
Exploler harus menjelajahi daerah-daerah baru dengan keluar dari batas
normal dan zona nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
The Artist,
berfungsi untuk mengumpulkan materi mentah, memanipulasinya, dan sesekali
menyimpannya sampai materi tersebut terbentuk sesuai dengan keadaan
fungsionalnya. Jika the Exploler bertanya, “di mana?”, maka the
Artist menanyakan, “Bagaimana dan apa?” Sesuai fungsi the Artist,
Anda bermain dengan ide dan mulai mengubahnya menjadi kemungkinan yang nyata.
The Judge
memberikan penilaian atau keputusan yang dibuat untuk memprioritaskan atau
membelakangkan suatu ide, dan ide yang baik akan menjadi kenyataan. Peran the
Judge sangat penting, karena the Judge dapat menghancurkan ide-ide
yang baik semudah membuatnya menjadi kenyataan. Pikiran yang kritis dan terlalu
menganalisis, jika digunakan pada saat yang salah dapat mendominasi dan
menghancurkan tahap lain sehingga waktu dan energi akan terbuang mengapa. Oleh
sebab itu, the Judge (keterampilan otak kiri) sering kali dipandang
sebagai peman terkuat dalam tim kreatif ini.
The Warrior merupakan
pelari terakhir dari tim estafet kreatif. Perannya adalah membawa ide kreatif
ke “tempat penerapannya” bersamaan dengan the Judge. The Warrior
berperan sebagai pembuat rencana tindakan atau suatu rencana permainan untuk
menang. Keterampilan the Warrior membutuhkan kemampuan mengorganisasi
dan administratif yang baik.
Pada proses
kreatif, tujuan khususnya adalah membiarkan setiap pemain untuk melakukan
tugasnya tanpa campur tangan ketiga pemain lain. Sasaran dilakukannya proses
kreatif adalah untuk mengasah keterampilan keempat pemain sehingga satu atau
dua aspek tersebut tidak menindas aspek yang lain (yang dapat melumpuhkan
proses kreatif).
Ada banyak
alasan proses kreatif diabaikan. Kendala dalam kreativitas diawali dengan sikap
negatif yang hanya akan memperkuat mitor bahwa orang yang terpilihlah yang
benar-benar berbakat. Sikap ini pada akhirnya akan menimbulkan kemalasan untuk
berkreasi. Von Oech menyebutkan beberapa sikap terkenal yang diketahui dapat menghambat
proses kreatif, yaitu: (1) saya tidak kreatif; (2) hanya ada satu jawaban yang
benar; (3) jangan bodoh; (4) hindari berbuat salah.
Kreativitas
bukanlah sebuah persepsi. Kreativitas adalah sebuah proses. Jika kreativitas
dianggap sebagai suatu persepsi, hal ini dapat melumpuhkan seseorang. Semua
orang kreatif, tetapi untuk mengeluarkannya diperlukan suatu upaya. Apa yang
membedakan Picasso, Alice Walker, dan Walt Disney dengan mereka yang mengaku
kalau dirinya tidak kreatif? Perbedaan pokoknya adalah pada keyakinan yang
dimiliki orang-orang tersebut dalam diri mereka bahwa dirinya memang kreatif.
Anggap diri Anda sebagai sebuah mata air kreativitas yang belum pernah dipakai
dan mulailah menggunakannya.
Sikap khas yang
sering kali muncul pada setiap orang tanpa disadari adalah bahwa hanya ada satu
jawaban yang tepat untuk setiap masalah. Begitu satu jawaban ditemukan, mereka
akan berhenti mencari. Pada fase pertumbuhan proses kreatif, ada banyak
kemungkinan yang dapat terjadi. Jika Anda hanya mencari satu jawaban benar,
maka Anda akan segera berhenti mencari begitu menemukannya. Hal ini sangat
berbahaya terutama ketika kita mencoba menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Kita sering
kali merasa takut untuk berkata atau melakukan sesuatu diluar kebiasaan karena
takut dianggap bodoh oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita tetap menahan diri.
Perilaki yang kita jaga memang dapat meningkatkan rasa nyaman yang pada
akhirnya akan menyebabkan kebosanan. Pada proses kreatif, sikap seperti ini
dapat mengarah pada konsep yang disebut sebagai group think (cara
berpikir kelompok), yaitu setiap orang berusahan menyenangkan dan mengikuti
perkataan kelompoknya. Sesekali diri kita terlihat bodoh. Pandangan yang
mencemooh akan memberi kita suatu wawasan baru tentang sebuah situasi. Berbuat
bodoh dapat memicu peran the Judge untuk menentukan kelayakan ide.
Berbuat bodoh juga menuntut Anda menggunakan rasa humor, yang pada dasarnya
merupakan teknik koping yang sangat bebas.
Ada kalanya
berbuat kesalahan memang bukanlah ide yang baik. Hal ini dapat mempertaruhkan
pekerjaan dan kehidupan Anda. Ada kalanya, membuat suatu kesalahan dapat
memberi pelajaran kepada kita bagaimana bertindak dengan sangat tepat.
Kesalahan dapat mengajarkan kita cara untuk tidak melakukan sesuatu. Pada awal
proses yang kreatif, kesalahan memang diperlukan. Setiap kesalahan membuka
sebuah jalan sehingga jawaban permasalahan tersebut dapat lebih berarti. Takut
gagal dapat membuat proses kreatif menjadi tidak berjalan.
Tulisan diatas adalah tulisan yang
saya kutip dari buku Manajemen Stres (Stress Management) oleh National Safety
Council. Saya merasa sangat senang sekali, karena bisa menemukan banyak hal
berharga dari sebuah buku yang awalnya harus dibaca karena suatu 'keapesan'
yang terjadi akhir-akhir ini. Sebuah buku yang bagus akan memberikan banyak
ilmu yang bermanfaat, dan tentunya ilmu tidak akan menjadi bermanfaat jika
tidak dibagi untuk semua orang. Saya berharap kutipan buku diatas bisa menjadi
ilmu dan inspirasi seperti halnya yang terjadi pada saya. Aamiin~
Berikut ini ada kutipan yang cukup
menarik untuk direnungkan berkaitan dengan postingan saya kali ini.
“Tidak
ada yang lebih berbahaya dari suatu ide jika hanya itu satu-satunya yang kita
miliki”
--
Emile Chartier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar