Sabtu, 20 Oktober 2012

ABC: Concequences


A.  Konsekuensi
Ketika kita berbicara tentang konsekuensi, kita berbicara tentang apa yang terjadi selanjutnya setelah perilaku target terjadi, biasanya segera setelah perilaku target terjadi akan disusul dengan timbulnya konsekuensi. Seberapa sering perilaku itu terjadi tergantung pada efek yang mengikuti suatu perilaku. Proses konsekuensi yang mempengaruhi perilaku disebut operant conditioning.

B.   Operant Conditioning
Operant conditioning adalah prinsip yang yang mendasari sebagian besar teknik modifikasi perilaku digunakan di ABA. Operant conditioning mengacu pada proses dimana frekuensi terjadinya perilaku yang sedikit dimodifikasi oleh konsekuensi dari perilaku (Reynolds 1968, p.1).Perilaku adalah fungsi dari consequence, atau apapun yang anda lakukan sangat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang mengikuti perilaku, yang terjadi setelah anda tepat setelah anda melakukannya.
Jika hal yang anda suka (misalnya, rasa permen mint yang anda sukai), perilaku anda dapat diperkuat dan anda melakukan hal lagi (anda akan mendapatkan permen mint lagi). Jika anda tidak menyukai sesuatu (misalnya, anda tidak menyukai permen yang anda makan), anda akan mengurangi melakukan sesuatu lagi (mungkin anda tidak diperkuat oleh permen yang kedua).

C.   Reinforcement Positif
Reinforcement positif terjadi ketika perilaku berpeluang lebih akan terjadi lagi di masa yang akan datang. Penguat bisa berupa pengalaman yang berharga bagi individu tersebut. Penguat bisa berwujud dan tidak berwujud. Penguat yang berwujud misalnya permen, kue, mainan, dll. Sedangkan penguat yang tidak berwujud seperti senyuman, pujian, tos, dll. Sebuah penghargaan bisa menjadi penguat tetapi hal itu tidak selalu  menjadi penguat bagi semua orang.
Contoh operant conditioning penguatan positif yaitu, Dick bertanya kepada guru kelas tanpa mengangkat tangan (hanya dengan memanggil), jika Dick mendapatkan apa yang dia inginkan (perhatian guru dan teman-temannya), maka kemungkinan Dick akan mengulangi perilaku tersebut di lain waktu. Namun, jika Dick tidak mendapatkan apa yang diinginkan, maka Dick akan berhenti memanggil guru lalu berusaha mengangkat tangan untuk mencari perhatian guru.
Perilaku yang berhasil mendapatkan respon positif akan diperkuat. Maksudnya, penguatan positif bertujuan membuat mereka menjadi lebih baik. Terdapat berbagai jenis penguatan menurut para ahli, tetapi ada beberapa hal yang penting diketahui, seperti berikut:
·       Primary Reinforcement
Penguat primer adalah sebuah penguat utama untuk memperkuat dirinya sendiri. Penguat primer umumnya hal yang membantu menjaga kita hidup. Misalnya, makanan atau air alami memperkuat hampir semua orang yang lapar atau haus.
·       Secondary Reinforcement
Secara instrinsik tidak memperkuat diri mereka sendiri. tetapi hanya mulai bekerja sebagai reinforcer setelah mereka terkait dengan reinforcer utama yang sering mengikuti mereka.
·       Extrinsic Reinforcement
Penguat ekstrensik adalah sesuatu konsekuensi yang dapat diamati secara nyata atau sebaliknya (merasa, menyentuh, dsb).
·       Intrinsic Reinforcement
Penguat intrinsik yaitu penguatan yang berasal dari individu tersebut. Misalnya, Dick senang bermain gitar dan Jane yang suka melukis gambar. Kedua hal itu merupakan penguat instrinsik bagi mereka masing-masing. Kita tidak harus menambahkan konsekuensi buatan untuk membuat Dick berlatih gitar dan Jane untuk melukis. Kita hanya memberi mereka kesempatan.
·       Automatic Reinforcement
Pengautan otomatis yaitu penguatan yang tidak dipengaruhi interaksi sosial dengan orang lain. Contoh penguatan otomatis dan banyak merugikan diri sendiri adalah seperti merokok yang diperkuat oleh efek nikotin dan self stimulating. Contoh penguatan otomatis yang baik adalah seperti anak autis yang mengepak-kepakkan tangan.
·       Social Reinforcement
Penguatan sosial adalah jenis penguatan sekunder untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
·       Generalized Reinforcement
Penguat general yaitu penguat yang bersifat kondisional seperti uang, token, bintang, dll yang dapat ditukar.
·       Backup Reinforcer
Penguat general tidak selalu efetif selama tidak ada backup reinforcer. Contoh dari backup reinforcer yaitu TV, sepeda, komputer, dll.
·       Edibles (makanan)
Jika sebuah makanan dapat menjadi penguat, maka hal itu disebut sebagai Edibles
·       Contrived Reinforcement
Contrived adalah istilah yang digunakan Skinner khususnya untuk merujuk pada pengaturan konsekuensi buatan untuk perilaku. Harapan dari Contrived reinforcement akan menjadi hal yang sementara sampai reinforcers alami mengambil alih dan tetap menjaga perilaku. Ketika sesuatu terlibat dalam suatu tindakan yang mungkin secara intrinsik memberikan penguatan. Ex. Seorang seniman yang reinforcemennya berupa ketika ia sedang melukis atau bekerja dan rasa senang akan hasil jadi lukisan tsb Reinforcement merupakan hal khusus yang sangat individual dan personal. Sesuatu yang berhasil menjadi penguat bagi kita mungkin tidak akan berhasil sebagai penguat bagi orang lain.

D.  Satiation (bosan)
Dalam beberapa situasi stimulus tertentu dapat menjadi penguat (reinforcement) dan pada situasi yang lain dapat menjadi tidak berguna atau menyebabkan efek yang tidak menyenangkan. Seperti ketika seseorang anak yang berhasil mengerjakan sebuah soal setelah diberi coklat. Namun ketika anak sudah merasa kenyang maka coklat tersebut tidak bisa menjadi sebuah reinfocement. Kita harus mempertimbangkan efek dari sebuah reinforcment, bagaimana reinforcement tersebut dapat berhasil dalam situasi tertentu untuk menentukan apakah situasi atau obyek tersebut benar-benar sebagai penguat. Pepatah lama dalam ABA “Penguat dapat dikatakan sebagai penguat jika dapat memperkuat” jadi apabila sesuatu dapat menjadi penguat sehingga timbul suatu perilaku maka hal tersebut adalah suatu reinforcement. Jika konsekuensi dari perilaku memungkinkan perilaku akan terjadi lagi maka perilaku tersebut telah diperkuat.


E.   Habituation (kebiasaan)
Beberapa behaviorist berpikir reinforcers yang dapat memotivasi orang untuk bertindak dikategorikan dalam empat kategori:
1)    Reinforcers benda nyata
2)    Reinforcers yang melibatkan stimulasi sensorik
3)    Reinforcers yang mencakup perhatian sosial dari orang lain
4)    Tipe reinforcement yang cenderung melarikan diri atau menghindari keadaan yg tidak menyenangkan yang disebut reinforcement negatif

F.    Reinforcement Negatif
Banyak yang salah paham karena bingung membedakan penguatan negatif dan hukuman. Keduanya merupakan hal yang berbeda. Penguatan negatif tidak memperlemah suatu tingkah laku. Penguaatan negatif justru membuat frekuensi dari suatu tingkah laku meningkat dengan menghentikan keadaan yang tidak menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan terjadi. Contohnya adalah sistem sabuk pengaman pada masa lalu. Jika mesin dihidupkan sebelum sabuk pengaman dipakai, maka alarm akan berbunyi sampai pengendara mengenakan sabuk pengaman ataupun mematikan mesin. Pengendara dalam hal ini telah mendapat penguatan negatif.
Contoh lainnya yaitu ketika seorang ibu yang menghentikan tangisan bayinya dengan mendatangi bayinya. Setelah itu bayi tersebut berhenti menangis. Ibu telah mendapat penguatan negatif oleh berhentinya tangisan bayi, tetapi dia tentu akan datang lagi ketika bayinya menangis lagi. Sementara itu, bayi mendapatkan penguatan positif, yaitu perhatian ibunya, setiap dia menangis. Sehingga bayi tentu akan menangis lebih dari sebelumnya.

G. Macam-Macam Reinforcement Negatif
1)      Pelarian (escape)
Escape merupakan usaha untuk menghentikan tingkah laku setelah mengalami hal yang tidak menyenangkan sebelumnya. Contohnya yaitu saat hujan deras turun tiba-tiba ketika anak-anak sedang bermain di luar ruangan, maka mereka akan berlari cepat agar tidak terkena flu dan kebasahan karena hujan.
2)     Penghindaran (avoidance)
Avoidance merupakan usaha yang dilakukan dengan cara tertentu untuk menghindari hal yang tidak menyenangkan sebelum hal itu terjadi. Contohnya yaitu ketika melihat preman di ujung jalan, Dick tentu akan berbalik arah dan berjalan ke arah yang lain. Contoh lainnya yaitu ketika kita menyetir kendaraan terlalu cepat dan melihat mobil polisi di depan jalan, maka kita akan mencoba mengurangi kecepatan untuk menghindari terkena tilang.
Kita juga sering melihat penguatan negatif saat bekerja dengan teman sebaya. Misalnya untuk menghindari ejekan dari teman, seorang anak SMA mulai merokok dan minum minuman keras.
Untuk lebih memahami perbedaan antara escape dan avoidance, perhatikan contoh berikut. Ketika diluar sedang hujan dan untuk menghindari basah kamu memakai payung. Jika kamu tidak membawa payung kamu akan kembali ke dalam ruangan. Dalam hal ini bisa dikatakan kamu melarikan diri (escape)dari situasi yang tidak menyenangkan. Sehingga dalam kesempatan lain kamu bisa belajar, ketika diluar sedang mendung maka kamu akan membawa payung. Hal inilah yang dinamakan penghindaran (avoidance). Contoh diatas merupakan salah satu contoh penguatan negatif yang berupa escape dan avoidance.

H.  Operasi yang Mengurangi Tingkah Laku
Selain beberapa operasi yang meningkatkan suatu tingkah laku, ada tiga operasi yang mengurangi tingkah laku, yaitu.

1)    Pemusnahan (Extinction)
Jika kita ingin mengurangi frekuensi tingkah laku tertentu, kita harus pastikan ketika tingkah laku target terjadi tidak akan diikuti suatu hal yang akan mendorong dan memperkuat tingkah laku untuk terjadi lagi. Proses dimana tingkah laku dieliminasi dengan menahan penguatan disebut pemunahan (extinction). Contohnya yaitu ketika kita menceritakan suatu lelucon tetapi orang lain tidak tertawa, maka kita akan mengurangi tindakan kita tersebut.
Dalam extinction dikenal dengan adanya extinction burst. Contohnya ketika Dick merengek, dia akan mendapatkan perhatian dari ibunya. Ketika suatu hari rengekan tidak mendapat perhatian dari ibu, maka Dick akan merengek lebih keras sampai dia lelah dan menyerah. Kenaikan tingkah laku yang temporer tersebut yang dinamakan dengan extinction burst. Namun beberaa orang melakukan kesalahan, jika orang tua Dick berpikir bahwa extinction tidak berhasil dan mereka menyerah ketika tingkah laku target (merengek) naik (sebelum berkurang) dan mereka memberikan apapun untuk membuat Dick diam. Sebenarnya ketika Dick diam, mereka telah memperkuat tingkah laku Dick yang ingin orang tuanya hindari. Sehingga Dick belajar bahwa tingkat rengekannya yang lama tidak efektif dan dia ingin dikuatkan lagi, maka mungkin Dick akan merengek lebih keras lagi. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa extinction membutuhkan waktu dan kesabaran. Jika tidak extinction justru akan memperkuat tingkah laku yang tidak diinginkan.
Seharusnya extinction ini digunakan bersama dengan penguatan positif. Mengeliminasi suatu penguatan tanpa memberikan cara alternatif yang bisa diterima, maka hal ini justru akan berakibat buruk pada anak misalnya dapat menimbulkan kebiasan buruk pada dirinya. Hal inilah yang biasanya disebut symptom substitution.

2)      Hukuman (punishment)
Hukuman adalah konsekuensi tidak menyenangkan yang mengikuti suatu tingkah laku tidak diinginkan yang digunakan untuk mengurangi frekuensi terjadinya tingkah laku tersebut. Contohnya Dick yang memukul teman sekelasnya, maka ia dihukum untuk menulis “saya tidak akan memukul teman sekelas saya” 50 kali. Meskipun terkadang hukuman berhasil, namun penelitian menunjkkan bahwa hasil dari hukuman tidak konsisten dan cukup sering menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Beberapa problema muncul kertika hukuman diberikan:
a)      Hukuman bersifat menekandari pada menghapus/mengeliminas perilaku yang salah pada konsekuensi. Dengan ditekankan hukuman pada konsukuensi tersebut diharapkan perilaku yang salah tersebut akan hilang. Namun sejalan dengan pemberian hukuman tersebut, hukuman akan selalu diberikan kepada seseorang ketika melakukan kesalahan, apabila hukuman tidak diberikan atau diterapkan maka perilaku tersebut akan sering muncul.
b)      Hukuman memberikan efek pada perilaku yang terjadi pada seseorang ketika melakukan seuatu kesalahan. Ketika individu beberapa kali melakukan kesalahan dan sering mendapatkan hukuman dari pihak berwajib karena melakukan kesalahan yang sama, disaat waktu yang lain, individu tersebut berusaha mencuri kesempatan untuk melakutkan kesalahan yang sama walaupun mengetahui kesalahannya dan berusaha menghindari hukuman yang telah diberikan.
c)      Tempat pemberian hukuman memberikan pengalaman buruk yang dihindari. Individu yang mendapatkan pengalaman buruk disuatu tempat, akan berusaha melupakan tempat kejadian pemberian hukuman dan berusaha menghidarinya.
d)     Hukuman memberikan pengaruh pada pengendalian perilaku kepada individu. Seseorang sulit mengendalikan perilaku saat memberikan hukuman kepada individu yang berbuat salah sehingga batasan pemberian hukuman tersebut tidak diberlaku. Hukuman yang diberikan kepada individu membuat rasa takut kepada individu yang diberikan hukuman.
e)      Beberapa tipe hukuman sama dengan tingkah laku yang ingin ditingkatkan. Memberikan hukuman dengan mengejakan soal matematika yang bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan individu tersebut dalam bidang matematika, akan tetapi mata pelajaran matematika tersebut malah membuat ketidaksukaan individu tersebut kepada matematika karena matematika bukanlah mata pelajaran yang disenangi.
f)       Pemberian hukuman bertujuan untuk mengurangi kesalahan anak dan tidak mengulanginya lagi, akan tetapi hukuman yang diberikan malah membuat anak senang dan melakukan kesalahan lagi. Misalnya dick melempar bola ke atas dan diberikan hukuman untuk keluar dari kelas. Suatu saat lain dick melempar bola ke atas dan diberikan hukuman untuk pulang. Dick merasa senang karena dapat pulang dan melempar bola lagi karena ia senang disuruh untuk pulang.
g)      Hukuman tidak akan efektif apabila bentuk hukuman sangatlah berlebihan. Misalnya guru memberikan hukuman kepada siswa kelas 4,5 dan 6 ketika melakukan kesalahan. Akan tetapi guru sangatlah berlebihan ketika memberikan hukuman kepada siswa kelas 1,2 dan 3. Alangkah lebih baiknya guru memberikan teguran terlebih dahulu sebelum memberikan hukuman.
h)      Hukuman sangat efektif pada jangka waktu pendek untuk menekan perilaku.

3)      Response Cost
Beberapa orang menganggap response cost merupakan bentuk dari punishment. Dalam response cost perilaku yang tidak baik diikuti oleh pengurangan dari sesuatu yang bernilai. Misalnya, anak memukul teman saat sekelasnya, makan anak akan kehilangan hak istirahatnya untuk hari itu. Contoh lain yaitu bila anak bermain selama belajar, maka anak akan ditambahkan waktu belajar diakhir nanti sesuai dengan waktu yang dia gunakan untuk bermain.response cost  dianggap sebagai punishment negatif (mengurangi target perilaku).  response cost  menjadi lebih efektif dibandingkan dengan sebuah punishment.

I.     Reinforcement Schedules
Orang biasanya tidak dapat diperkuat setiap waktu mereka melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Perilaku mereka tidak bisa selalu diperkuat oleh lingkungan natural. Hal inilah yang membuat kita harus menyusun rencana penguatan.
·       Continuous Reinforcement
Ketika seseorang mendapatkan penguatan setiap kali mereka melakukan perilaku tertentu disebut Continuous Reinforcement. Hal ini merupakan cara cepat untuk membangun perilaku baru. Namun Continuous Reinforcement tidak praktis dan efesien karena tidak dapat mempetahankan suatu perilaku. bila seseorang telah melakukan perilaku yang diinginkan, maka langkah selanjutnya yaitu memastikan bahwa perilaku baru dapat diperhatikan atau menjadi sebuah kebiasaan.
·       Intermittent Reinforcement (Partial Reinforcement)
Dalam intermittent reinforcement, perilaku diperkuat kadang-kadang tapi tidak selalu. Ada empat dasar dalam jadwal intermittent reinforcement. Dua dari jadwal tersebut didasarkan pada sejumlah perilaku yang dilakukan, dan dua lainnya didasarkan pada jangka waktu yang telah berlalu sejak terakhir suatu perilaku diperkuat.
1)    Fixed Ratio (FR)
Jadwal rasio tetap dimana individu selalu diperkuat saat perilaku target terjadi. Misalnya, seorang siswa akan menerima satu bintang untuk setiap sepuluh jawaban yang benar.  Hal ini menggambarkan FR diikuti oleh sejumlah perilaku yang diperkuat. Jika keperluan adalah gabungan dari lima widget, maka singkatan untuk penguatan atau jadwal pembayaran disebut FR 5. Meskipun jadwal rasio tetap dapat menjadi sederhana untuk digunakan, kita harus berhati-hati bahwa kita tidak mengorbankan kualitas atau akurasi untuk kuantitas atau kecepatan dan berakhir dengan banyak pekerjaan ceroboh.

2)    Variable Ratio (VR)
Dalam rasio tak tetap menjadwalkan jumlah respon untuk penguatan terus berubah, sehingga Jane tidak pernah tahu kapan harus mengahapkan penguatan. Dia selalu menebak-nebak. Mungkin dia menerima dua atau tiga penguatan berturut-turut dan dia harus melakukan tujuh atau delapan respon untuk mendapatkan penguatan berikutnya. Hal ini digambarkan sebagai rata-rata jumlah perilaku yang digunakan untuk penguatan, yang disingkat dengan VR 10. Hal ini merupakan jadwal penguatan dasar yang paling kuat dan efektif. Hal ini berarti penguatan total lebih sedikit diperlukan untuk menjaga perilaku yang terjadi, sejauh jadwal dasarnya terkait, perilaku yang dipertahankan dalam jadwal rasio tak tetap adalah yang paling sulit untuk dipadamkan.

3)    Fixed Interval (FI)
Jadwal kedua berdasarkan waktu disebut interval schedule. Dalam jadwal ini, tidak peduli berapa kali suatu perilaku terjadi, selama perilaku itu terjadi setidaknya sekali.  Yang diperhatikan adalah seberapa lama waktu yang dilewatkan. Jika merebus satu panci air akan mendidih dalam waktu 10 menit, kita tidak memperdulikan berapa kali kita mengecek sebelum waktu 10 menit itu habis. Ini pertama kalinya setelah 10 menit berlalu anda akan diperkuat dengan air mendidih. Inilah yang dinamakan jadwal fixed interval (interval tetap) yang disingkat dengan FI 10 (for ten minutes).

4)    Variable Interval (VI)
Apakah anda pernah menelpon seseorang tapi mendapatkan jawaban sibuk? Kita mengambil dan memutar nomor telepon tanpa mengetahui bahwa orang tersebut tidak sibuk. Hal ini tidak memperdulikan berapa kali anda mencoba. Tapi usaha pertama yang sukses merupakan penguatan. Sejak kita tidak mengetahui kapan kita akan mendapatkan sebuah jawaban dan usaha kita untuk berbicara melalui telepon akan sukses lebih cepat atau dilain waktu,  panggilan telepon kita merupakan sebuah penguatan yang disebut jadwal interval variabel.
Kadang-kadang kita menginginkan penguatan yang berkelanjutan daripada memberikan respon. Suatu contoh dari perilaku berkelanjutan yaitu membaca di kelas. Kita tidak menginginkan banyak tugas, kita ingin Dick untuk menaatinya dalam kasus ini lebih baik kita menggunakan penguatan interval variabel, dia tidak pernah mengetahui kapan penguatan itu datang, hanya dia harus menunjukkan perilaku yang diminta agar mendapatkan penguatan.

J.     Memperjarang (Thining)
Suatu proses dimana kita dapat mengubah jadwal dari berkelanjutan ke sebagian biasanya disebut thinning. Secara bertahap, hampir tidak terlihat, jumlah perilaku yang diinginkan diperlukan untuk mengingkatkan penguatan, namun pada tingkatan yang cukup sehingga perilaku yang diinginkan tidak hilang karena kurangnya penguatan.

Empat dasar jadwal intermittent reinforcement dirangkum seperti dibawah ini:
1)   Berdasarkan Jumlah Respon (Perilaku)
1.    Fixed Ratio (FR)
·         Penguatan diberikan untuk setiap jumlah X dari respon, dengan X tetap konstan.
·         Orang biasanya mengetahui kapan penguatan akan diberikan.
·         Contohnya, pekerjaan yang dibayar menurut hasil yang dikerjakan
·         Contoh lain yaitu, Anak mau membaca 2 halaman dalam sehari, maka anak akan mendapatkan reinforcement boleh bermain PS. Maka disimbolkan (FR 2)

2.    Variable Ratio (VR)
·       Penguatan diberikan untuk setiap jumlah X dari sespon dengan X yang bermacam-macam.
·       Orang tersebut terus menebak-nebak kapan penguatan akan diberikan.
·       Jadwal paling efesien (biasanya dapat melakukan hal kecil untuk mendapatkan hadiah).
·       Jadwal terberat yaitu menghilangkan perilaku sepenuhnya.
·       Suatu contoh, anak mau melaksanakan sholat satu waktu maka dia akan mendapatkan reinforcement berupa makanan yang disukainya, kemudian anak mau melaksanakan sholat dua waktu sehingga anak mendapatkan reinforcement berupa mainan, kemudian di hari yang lain anak melaksankan sholat 5 waktu maka anak akan mendapatkan reinforcement berupa peralatan sholat baru. Hal diatas bila dirata-rata akan mendapatkan VR 3.

2)   Berdasarkan Waktu Berlalu Sejak Respon Terakhir Diperkuat
1.    Fixed Interval (FI)
·       Penguatan diberikan untuk respon yang pertama setelah waktu X telah berlalu, dimana X tetap konstan.
·       Jumlah respon selama X sama sekali tidak dipengaruhi oleh pemberian penguatan
·       Sebagai contoh,  memeriksa kopi yang sudah siap. (hal ini tidak peduli seberapa sering anda memeriksanya, maka kopi tidak akan siap lebih cepat).
·       Jika anda merebus telur selama 3 menit, maka itu akan selalu membutuhkan waktu 3 menit (FI 3)
·       Bila kita menanti acara TV yang akan tayang pada jam 7 malam, sedangkan kita mulai melihat TV pukul 6 malam, meskipun kita berkali-kali mengganti chanel TV acara tersebut tidak akan mulai sebelum jam 7 (FI 1).

2.    Variable Interval (VI)
·       Penguatan diberikan untuk respon pertama setelah X berlalu, dimana X bervariasi.
·       Misalnya, berusaha untuk menghubungi seseorang melalui telepon dan mendapatkan sinyal yang sibuk. (hal ini tidak peduli seberapa sering anda mencoba dan anda tidak bisat mengetahui seberapa cepat sinyal tersebut tidak sibuk).
·       Bahkan jika anda memancing setiap kamis, anda tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangkap ikan pertama. Jika anda menyimpan catatan selama musin panas, anda mugkin menemukan waktu rata-rata adalah 15 menit (VI 15).


Daftar Rujukan
Kearney, Albert J. 2008. Understanding Applied Behavior Analysis: An Introduction to ABA for Parents, Teachers, and Other Profesionals. London: Jessica Kingsley Publisher.

     Tulisan diatas adalah versi terjemahan bahasa Indonesia yang diambil dari buku rujukan Part 1: The ABCs of ABA: 4. What are Concequences? Jadi apabila ada pertanyaan mengenai beberapa kata-kata yang membingungkan, silahkan bertanya, dan saya akan mencoba menjawabnya. ^^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar