Minggu, 22 Desember 2013

What's up SE7EN?




            Hoamm… sudah lama tidak posting. Semester ini benar-benar panjang dan penuh dengan pelajaran. Kalaupun mau cerita, pasti panjanggggggg banget. Walaupun memang aslinya pengen banget cerita yang gak tau entah harus aku mulai dari mana. Hehehe….


            Semester tujuh, yah… akhirnya finally semester tujuh. Walaupun sudah ngebet banget pengen lulus, dan (sekali lagi) karena kebijaksanaan kampus (katanya sih), saya harus menunda keinginan saya untuk ngebut seperti pembalap f1. Ya sudah, kalau begitu setidaknya saya harus tepat waktu. Sekarang, saya sudah mencoba menjadi mahasiswa baik yang kompromi sama prodi. Sayang sekali apabila mereka bilang kita harus ‘memahami’ murid kita, sementara mereka gak pernah mau walau cuma sekedar ‘menyimak’ pendapat kita. Baiklah akhiri keluh kesah yang gak bakal pernah selesai ini.
            Sekarang balik lagi ke topik, what’s up se7en. Ini semua tentang anak-anak dan keluarga baru saya, yang sangattttt menginspirasi. Here’s they are….
 
            Ini sebagian besar keluarga saya yang baru. Mengenali mereka seperti mengajarkan kepada saya tentang siapa saya dan mau jadi apa saya. Foto ini diambil pas akhir acara perpisahan kami. Mereka adalah dance team yang tampil pas acara. Kalau dibilang soal dance, ini mengingatkan saya soal beberapa hal kecil yang suka saya lakukan ketika sedang stress ataupun setengah gila. 



            Ini adalah dance team saya (dua orang yang pake gelap). Dari kiri itu Hasan (salah seorang murid yang menyenangkan dan baikkkkkk bgt kepada saya), kemudian Pandu dan Galih. Menjadi tutor mereka selama dua minggu itu rasanya…menyenangkan. hehehe. Meskipun asli lelah banget, cuapeekkkknya minta ampun. Tapi karena sekali lagi, ini hal yang suka saya lakukan ketika saya ‘gila’ jadi it’s fun aja jalaninnya. Bayangkan saja, mereka itu...... suka lupa, gampang ngambek (yang benar-benar tidak dapat saya tolerir), dan susah neranginnya. Tapi saya salut sama mereka. Mereka benar-benar mau kerja keras. Itu hal yang saya hargai dari mereka dan membuat magnum bisa mendarat dengan indah di genggaman mereka. Hahaha.



            Ini adalah dance member saya yang lain. Rohma dan Nining. Mereka tergolong cepat menghafal apa yang saya ajarkan. Keterbatasan mendengar bukan berarti mereka gak bisa nge dance lho. Dengan sedikit pengetahuan soal art performance, akhirnya saya bisa mengatur strategi supaya mereka bisa dancing in the moonlight (seperti sepenggal lirik lagu dance nya). Ini adalah ilmu yang saya peroleh selama fangirling. Hihihihi. 

            Next one, ini adalah inspiring person buat saya..

            Prima (yang duduk) and his bestie, Rio Grenlin Lewakabessy. Haha… saya benar-benar gak bisa lupa namanya. Prima, dia benar-benar punya sisi dewasa yang gak saya kira. Ketika diskusi ataupun sekedar koprol dia benar-benar nyambung. Dia ngerti dan tertawa ketika saya sedang bercanda, walaupun teman2 yang lain masih mikir apa arti candaan saya. Dia juga pasang wajah serius, ala seorang oppa banget, ketika saya sedang berdiskusi dengannya. Sayangnya, diakhir kegiatan tidak satupun kata terima kasih saya ucapkan ke dia L.  Thank you so much, prima, you’re a very great person and super nice boy, I adore you so much. I hope we can meet in the future and see you’ll be a success person. Kemudian ada Rio. Rio, orang yang sudah bercerita banyak tentang apa yang membuat dia kesasar dari Ambon sampai Batu dan murid yang benar-benar menghargai saya sebagai seorang guru. Terharu kalau ingat dia cara dia memperlakukan saya. Jarang banget ada anak lebih tua dari saya, yang tetep menghargai saya sebagai seorang gurunya dari awal hingga semuanya berakhir.


            Next person is Firly. Dia termasuk murid saya yang baik. Gak banyak omong seperti anak tunarungu lain. Penurut lagi. Dia termasuk anak yang gak bakal saya lupain. Masih ingat banget ketika saya mengajari kolase. Dia satu-satunya laki-laki dikelasnya, dan saya ngerti banget dia kurang telaten dengan gunting-menggunting dan tempel menempel. Dari body language nya dia sepertinya agak kesusahan. Maaf ya, Firly, bukan berarti saya mendiskrimasikan kamu sebagai satu-satunya minoritas di kelas dengan memberi tugas kecewek-cewekan seperti ini. Tapi terima kasih kamu mau menyimak saya dengan sangat baik.



Ini adalah salah satu foto yang paling epic banget dari Firly. Diambil ketika sebelum saya kenal dengan dia. Dan saya masih ingat betul, ketika bagaimana ekspresi dia menyadari saya mengambil fotonya. Hihihi. Jadi keinget pas waktu itu, what are you thinking, boy?, setiap kali saya melihatnya. Ah, lain kali saya akan sering mengunjunginya…



Nah, kalau ini foto saya dengan dance team yang lain. Ada Krisna, kaos oranye, dan Rony, kaos abu2. Mereka satu tim dengan Firly juga. Krisna, saya betul-betul mengagumi anak satu ini. Dia benar-benar masih ‘bersih’ (maklum masih anak-anak). Calon ganteng pula. Hahahaha. Jadi penasaran ntar gedenya jadi gimana. Satu hal yang saya sesali, saya belum sempat membelikannya es krim, sementara dia sudah merajuk. Gak tahan lihat muka cimith-cimith macam dia memelas kepingin es krim. Sabar ya, lain hari pas ketemu pasti saya belikan, pasti. Sementara itu, Rony, teman seumuran yang bener2 bikin saya malu berulang-ulang. Di kelas, saya memperlakukan dia seperti murid lainnya, sama seperti saya memperlakukan Krisna dan murid kecil lainnya. Tapiii, saya benar-benar syok ketika dia menjadi tutor untuk dance team nya. Ha…. Saya baru sadar benar-benar sadar dia benar-benar teman seumuran saya, chingu banget deh feel nya. Yang membuat saya malu, pasti dia tertawa ngakak deh waktu saya memperlakukan dia seperti anak kecil. Setelah kejadian itu, saya benar-benar tidak bisa mendekatinya. Dia benar-benar chingu. Satu hal lagi yang membuat saya ingat banget dengannya dia adalah tipe teman yang menyenangkan, suka senang-senang and takes everything is fun. Meskipun untuk orang seusia kami itu artinya kekanakan, tapi itu yang saya suka darinya. Walaupun hobi shopping nya itu membuat saya sedikit  -_____________-; 


Berikut nya, adalah my cooking mate. Ya.. mereka teman sekelas saya ketika saya ada di kelas memasak.

Dia adalah Bagus. Orang yang selalu menemani saya berbelanja dengan passion sebagai make up artist dan fashion stylist. Gak pernah bikin saya boring dan selalu bisa membuat saya LOL banget ketika sedang super bad mood. Tapi yang satu ini juga sempat bikin saya sebal sekali karena dia ini cowok bermulut cewek. Ketika dia bener-bener berantem layaknya ibu-ibu rebutan barang diskon ataupun gara-gara gossip dan banyak omongan angin, bener-bener gak bisa di stop ataupun di pause banget deh.ckckck.


            Dan ini adalah cooking class member. Aih.. senangnya bisa menghabiskan hari sabtu bersama mereka selalu. 
            Berikutnya ada beberapa great shot  (menurut saya), mungkin karena objeknya yang benar-benar nice ataupun pemotretnya yang emang kece. Wkwk.

            Ini adalah Sultan dan Kristin. Kristin, anak yang sudah saya kenal dari beberapa penelitian yang saya lakukan di semester sebelumnya. Pintar dan menyenangkan. Saya selalu suka mendengarkan ceritanya. Kemudian ada Sultan, teman sekelasnya. Saya belum menyadari kalau dia canteng (calon ganteng) sebelum saya mengambil foto ini. Posenya itu lho, bener-benar oke sip banget dah. Meskipun kalau ditanya, dia bakalan, mmm…. mmm…
 
            Ini adalah foto favorit saya dari mereka. Haha… ini benar-benar asli tanpa ada arahan gaya dari saya.  Keren banget. Serasa vampire brother banget kan. Tatapan mereka itu lho, berbau misterius dan sedikit horror. Wkwk. Bahkan saya punya inspirasi menulis cerita horror dari sekedar memandang foto yang satu ini. Ekspresinya dapet banget, bisa dijadikan main cover ceritanya deh. Hahahaha.




            Kemudian ada Rasyid yang tersenyum dengan manisnya. Hadeuhh… saya benar-benar gak ngira dia bakalan mengeluarkan ekspresi seperti ini. Dia adalah anak autis yang masih duduk di bangku TK. Sangat sulit untuk berkomunikasi dengannya. Jarang banget lihat dia berekpresi seperti ini. Cimith-cimith banget deh. Aihhh… canteng juga… hahaha..




            Kemudian ada foto ini. Apa yang special? Saya suka sekali ekspresi dari anak yang mengigit jarinya itu. Namanya Yoga. Anak tunarungu yang cimith-cimith banget dan sayangnya suka gossipping banget. Pasti penasaran gimana caranya anak tunarungu gossip. Ya… sama seperti orang lain. Tapi ini lebih ekstrim, mereka bakalan ngomongin kita didepan kita sambil pake bahasa isyarat, dikiranya kita gak ngerti apa. Tapi it’s okay, mereka kan masih anak-anak. Imutt banget nih anak. Jadi agak sungkan juga sama Bapaknya. Kenapa? Karena saya sudah ngefans sama anaknya. Hahaha…



            Yang satu ini adalah Bagas. Posenya waktu foto itu pas banget deh. Foto ini diambil ketika anaknya masih nyeruput es saat jam istirahat. Entah gimana suka banget sama foto ini.





            Kemudian ada dua saudari, Jia dan Atik. Dua saudara yang baru saya sadar kalau mereka saudara gegara foto ini. Awalnya saya kira mereka kembar lho. Tapi keren banget ya senyum mereka, so flawless, apalagi senyum si Jia. How happy she is.






            Ini adalah Fitri. Keren banget gayanya. Sebelum kenal dengan anaknya saya kira dia cowok lho. Baru nyadar, pas dia pake kerudung. Boyish banget anaknya. Suka sama ekspresi dan outfit dia di foto ini. Serasa pemotretan musim dingin banget kan, padahal kalau diingat lagi hari itu termasuk cerah ceria membahana.






            Kemudian ada foto ini, dari kiri ke kanan, ada Adi, Bagas, Tegar, dan Sultan. What’s so special on this photo? Ya… karena saya benar-benar tidak pernah melihat Bagas tersenyum sebahagia waktu itu. Tak pernah sekalipun. Dia sedikit misterius di kelas. Begitu juga Tegar, yang baru saya kenal akhir-akhir ini. Tiap ingat Tegar pasti dalam hati langsung nyanyi: “aku yang dulu bukanlah yang sekarang…” wkwkwk. Dia lucu. Cimith-cimith banget. Anak yang pingin banget tampil, tapi sayang gak ada yang perhatiin. Tenang. I watch on you, boy. Makanya pas waktu itu saya memintanya untuk menari bersama saya. Yang paling lucu dan paling saya ingat, ketika Tegar dan Adi menanyakan nama saya. Tegar dan Adi begitu tercengang-cengang saat tahu nama saya mempunyai silabel yang hampir sama dengan Adi. Hahaha. Ekspresi mereka itu lho yang gak pernah saya lupa.





            Nah, ini ada dua sahabat lagi, dari kiri ada Dimas dan Adib. Entah kenapa saya rasa persahabatan mereka benar-benar membahagiakan. Meskipun Adib dan Dimas benar-benar berbeda, tapi Adib selalu ada untuk Dimas dan begitu pula sebaliknya. Yang selalu saya ingat mereka selalu cekikikan bersama. Wkwkwk…


            The last one and my favorite one, is Singgih. Foto ini diambil ketika dia pulang sekolah. Entah kenapa sepertinya foto ini bercerita banyak tentang anak seperti apa Singgih itu. Dia murid yang baik. Meskipun tidak mengerti, dia akan mencoba mengikuti pelajaran dengan baik. Walaupun sedikit sebal saat dia berulang kali menguap ketika pelajaran saya. Pose-pose seperti foto ini yang kadang sering banget bikin saya pingin nyanyi “jangan sembunyi…. Kumohon padamu jangan sembunyi….” Stop sampai disitu saja supaya mengena maksudnya. Ada beberapa anak yang benar-benar mampu memutar lagu itu didalam kepala saya. Meskipun tidak ada fotonya di dalam postingan saya ini, tapi entah kenapa saya kepingin banget menolongnya. Mungkin karena dia mengingatkan saya akan masa lalu saya. Sedih, sih. Tapi saya benar-benar berharap bisa menolongnya, disaat orang lain menganggap dia anak yang mengganggu dan tidak berguna. Lagi ngomongin siapa sih? Haha… ada deh.



            Mungkin tidak semua teman-teman dan keluarga baru saya bisa saya posting di sini. Ini hanya sekelumit cerita tentang apa yang saya lakukan selama semester tujuh ini tentang pertemuan saya dengan banyak orang menakjubkan dalam hidup saya. Semoga saya bisa tetap menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Dan saya berharap saya bisa membantu mereka lebih jauhhhhhh lagi. Thanks everybody <3 <3 <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar