Hoamm… sudah
lama tidak posting. Semester ini benar-benar panjang dan penuh dengan
pelajaran. Kalaupun mau cerita, pasti panjanggggggg banget. Walaupun memang
aslinya pengen banget cerita yang gak tau entah harus aku mulai dari mana.
Hehehe….
Semester
tujuh, yah… akhirnya finally semester
tujuh. Walaupun sudah ngebet banget pengen lulus, dan (sekali lagi) karena
kebijaksanaan kampus (katanya sih), saya harus menunda keinginan saya untuk
ngebut seperti pembalap f1. Ya sudah, kalau begitu setidaknya saya harus tepat
waktu. Sekarang, saya sudah mencoba menjadi mahasiswa baik yang kompromi sama
prodi. Sayang sekali apabila mereka bilang kita harus ‘memahami’ murid kita,
sementara mereka gak pernah mau walau cuma sekedar ‘menyimak’ pendapat kita. Baiklah
akhiri keluh kesah yang gak bakal pernah selesai ini.
Sekarang
balik lagi ke topik, what’s up se7en. Ini semua tentang anak-anak dan keluarga
baru saya, yang sangattttt menginspirasi. Here’s they are….
Ini sebagian
besar keluarga saya yang baru. Mengenali mereka seperti mengajarkan kepada saya
tentang siapa saya dan mau jadi apa saya. Foto ini diambil pas akhir acara
perpisahan kami. Mereka adalah dance team yang tampil pas acara. Kalau dibilang
soal dance, ini mengingatkan saya
soal beberapa hal kecil yang suka saya lakukan ketika sedang stress ataupun
setengah gila.
Ini adalah
dance team saya (dua orang yang pake gelap). Dari kiri itu Hasan (salah seorang
murid yang menyenangkan dan baikkkkkk bgt kepada saya), kemudian Pandu dan
Galih. Menjadi tutor mereka selama dua minggu itu rasanya…menyenangkan. hehehe.
Meskipun asli lelah banget, cuapeekkkknya minta ampun. Tapi karena sekali lagi,
ini hal yang suka saya lakukan ketika saya ‘gila’ jadi it’s fun aja jalaninnya. Bayangkan saja, mereka itu...... suka
lupa, gampang ngambek (yang benar-benar tidak dapat saya tolerir), dan susah
neranginnya. Tapi saya salut sama mereka. Mereka benar-benar mau kerja keras. Itu
hal yang saya hargai dari mereka dan membuat magnum bisa mendarat dengan indah
di genggaman mereka. Hahaha.
Ini adalah
dance member saya yang lain. Rohma dan Nining. Mereka tergolong cepat menghafal
apa yang saya ajarkan. Keterbatasan mendengar bukan berarti mereka gak bisa nge
dance lho. Dengan sedikit pengetahuan soal art performance, akhirnya saya bisa
mengatur strategi supaya mereka bisa dancing
in the moonlight (seperti sepenggal lirik lagu dance nya). Ini adalah ilmu
yang saya peroleh selama fangirling. Hihihihi.
Next one,
ini adalah inspiring person buat saya..
Prima (yang duduk) and
his bestie, Rio Grenlin Lewakabessy. Haha… saya benar-benar gak bisa lupa
namanya. Prima, dia benar-benar punya sisi dewasa yang gak saya kira. Ketika diskusi
ataupun sekedar koprol dia benar-benar nyambung. Dia ngerti dan tertawa ketika
saya sedang bercanda, walaupun teman2 yang lain masih mikir apa arti candaan
saya. Dia juga pasang wajah serius, ala seorang oppa banget, ketika saya sedang
berdiskusi dengannya. Sayangnya, diakhir kegiatan tidak satupun kata terima
kasih saya ucapkan ke dia L. Thank you so
much, prima, you’re a very great person and super nice boy, I adore you so
much. I hope we can meet in the future and see you’ll be a success person.
Kemudian ada Rio. Rio, orang yang sudah bercerita banyak tentang apa yang
membuat dia kesasar dari Ambon sampai Batu dan murid yang benar-benar
menghargai saya sebagai seorang guru. Terharu kalau ingat dia cara dia
memperlakukan saya. Jarang banget ada anak lebih tua dari saya, yang tetep
menghargai saya sebagai seorang gurunya dari awal hingga semuanya berakhir.
Next person
is Firly. Dia termasuk murid saya yang baik. Gak banyak omong seperti anak
tunarungu lain. Penurut lagi. Dia termasuk anak yang gak bakal saya lupain. Masih
ingat banget ketika saya mengajari kolase. Dia satu-satunya laki-laki
dikelasnya, dan saya ngerti banget dia kurang telaten dengan gunting-menggunting
dan tempel menempel. Dari body language
nya dia sepertinya agak kesusahan. Maaf ya, Firly, bukan berarti saya
mendiskrimasikan kamu sebagai satu-satunya minoritas di kelas dengan memberi
tugas kecewek-cewekan seperti ini. Tapi terima kasih kamu mau menyimak saya
dengan sangat baik.
Ini adalah salah satu foto yang
paling epic banget dari Firly. Diambil ketika sebelum saya kenal dengan dia. Dan
saya masih ingat betul, ketika bagaimana ekspresi dia menyadari saya mengambil
fotonya. Hihihi. Jadi keinget pas waktu itu, what are you thinking, boy?, setiap
kali saya melihatnya. Ah, lain kali saya akan sering mengunjunginya…
Nah, kalau ini foto saya dengan dance
team yang lain. Ada Krisna, kaos oranye, dan Rony, kaos abu2. Mereka satu tim
dengan Firly juga. Krisna, saya betul-betul mengagumi anak satu ini. Dia benar-benar
masih ‘bersih’ (maklum masih anak-anak). Calon ganteng pula. Hahahaha. Jadi penasaran
ntar gedenya jadi gimana. Satu hal yang saya sesali, saya belum sempat
membelikannya es krim, sementara dia sudah merajuk. Gak tahan lihat muka
cimith-cimith macam dia memelas kepingin es krim. Sabar ya, lain hari pas
ketemu pasti saya belikan, pasti. Sementara itu, Rony, teman seumuran yang
bener2 bikin saya malu berulang-ulang. Di kelas, saya memperlakukan dia seperti
murid lainnya, sama seperti saya memperlakukan Krisna dan murid kecil lainnya. Tapiii,
saya benar-benar syok ketika dia menjadi tutor untuk dance team nya. Ha…. Saya baru
sadar benar-benar sadar dia benar-benar teman seumuran saya, chingu banget deh feel nya. Yang membuat saya malu, pasti dia tertawa ngakak deh
waktu saya memperlakukan dia seperti anak kecil. Setelah kejadian itu, saya
benar-benar tidak bisa mendekatinya. Dia benar-benar chingu. Satu hal lagi yang membuat saya ingat banget dengannya dia
adalah tipe teman yang menyenangkan, suka senang-senang and takes everything is fun. Meskipun untuk orang seusia kami itu
artinya kekanakan, tapi itu yang saya suka darinya. Walaupun hobi shopping nya itu membuat saya sedikit -_____________-;
Berikut nya, adalah my cooking mate. Ya.. mereka teman
sekelas saya ketika saya ada di kelas memasak.
Dia adalah
Bagus. Orang yang selalu menemani saya berbelanja dengan passion sebagai make up artist dan fashion stylist. Gak pernah bikin saya boring dan selalu bisa
membuat saya LOL banget ketika sedang super bad mood. Tapi yang satu ini juga
sempat bikin saya sebal sekali karena dia ini cowok bermulut cewek. Ketika dia
bener-bener berantem layaknya ibu-ibu rebutan barang diskon ataupun gara-gara gossip
dan banyak omongan angin, bener-bener gak bisa di stop ataupun di pause
banget deh.ckckck.
Dan ini
adalah cooking class member. Aih..
senangnya bisa menghabiskan hari sabtu bersama mereka selalu.
Berikutnya
ada beberapa great shot (menurut saya), mungkin karena objeknya yang
benar-benar nice ataupun pemotretnya yang emang kece. Wkwk.
Ini adalah
Sultan dan Kristin. Kristin, anak yang sudah saya kenal dari beberapa
penelitian yang saya lakukan di semester sebelumnya. Pintar dan menyenangkan. Saya
selalu suka mendengarkan ceritanya. Kemudian ada Sultan, teman sekelasnya. Saya
belum menyadari kalau dia canteng (calon ganteng) sebelum saya mengambil foto
ini. Posenya itu lho, bener-benar oke sip banget dah. Meskipun kalau ditanya,
dia bakalan, mmm…. mmm…
Ini adalah
foto favorit saya dari mereka. Haha… ini benar-benar asli tanpa ada arahan gaya
dari saya. Keren banget. Serasa vampire
brother banget kan. Tatapan mereka itu lho, berbau misterius dan sedikit horror.
Wkwk. Bahkan saya punya inspirasi menulis cerita horror dari sekedar memandang
foto yang satu ini. Ekspresinya dapet banget, bisa dijadikan main cover
ceritanya deh. Hahahaha.
Kemudian ada
Rasyid yang tersenyum dengan manisnya. Hadeuhh… saya benar-benar gak ngira dia
bakalan mengeluarkan ekspresi seperti ini. Dia adalah anak autis yang masih
duduk di bangku TK. Sangat sulit untuk berkomunikasi dengannya. Jarang banget
lihat dia berekpresi seperti ini. Cimith-cimith banget deh. Aihhh… canteng juga…
hahaha..
Kemudian ada
foto ini. Apa yang special? Saya suka sekali ekspresi dari anak yang mengigit
jarinya itu. Namanya Yoga. Anak tunarungu yang cimith-cimith banget dan
sayangnya suka gossipping banget. Pasti penasaran gimana caranya anak tunarungu
gossip. Ya… sama seperti orang lain. Tapi ini lebih ekstrim, mereka bakalan
ngomongin kita didepan kita sambil pake bahasa isyarat, dikiranya kita gak
ngerti apa. Tapi it’s okay, mereka
kan masih anak-anak. Imutt banget nih anak. Jadi agak sungkan juga sama
Bapaknya. Kenapa? Karena saya sudah ngefans sama anaknya. Hahaha…
Yang satu
ini adalah Bagas. Posenya waktu foto itu pas banget deh. Foto ini diambil
ketika anaknya masih nyeruput es saat jam istirahat. Entah gimana suka banget
sama foto ini.
Kemudian ada
dua saudari, Jia dan Atik. Dua saudara yang baru saya sadar kalau mereka
saudara gegara foto ini. Awalnya saya kira mereka kembar lho. Tapi keren banget
ya senyum mereka, so flawless, apalagi senyum si Jia. How happy she is.
Ini adalah
Fitri. Keren banget gayanya. Sebelum kenal dengan anaknya saya kira dia cowok
lho. Baru nyadar, pas dia pake kerudung. Boyish
banget anaknya. Suka sama ekspresi dan outfit
dia di foto ini. Serasa pemotretan musim dingin banget kan, padahal kalau
diingat lagi hari itu termasuk cerah ceria membahana.
Kemudian ada
foto ini, dari kiri ke kanan, ada Adi, Bagas, Tegar, dan Sultan. What’s so
special on this photo? Ya… karena saya benar-benar tidak pernah melihat Bagas
tersenyum sebahagia waktu itu. Tak pernah sekalipun. Dia sedikit misterius di
kelas. Begitu juga Tegar, yang baru saya kenal akhir-akhir ini. Tiap ingat
Tegar pasti dalam hati langsung nyanyi: “aku yang dulu bukanlah yang sekarang…”
wkwkwk. Dia lucu. Cimith-cimith banget. Anak yang pingin banget tampil, tapi
sayang gak ada yang perhatiin. Tenang. I watch on you, boy. Makanya pas waktu
itu saya memintanya untuk menari bersama saya. Yang paling lucu dan paling saya
ingat, ketika Tegar dan Adi menanyakan nama saya. Tegar dan Adi begitu
tercengang-cengang saat tahu nama saya mempunyai silabel yang hampir sama
dengan Adi. Hahaha. Ekspresi mereka itu lho yang gak pernah saya lupa.
Nah, ini ada
dua sahabat lagi, dari kiri ada Dimas dan Adib. Entah kenapa saya rasa persahabatan
mereka benar-benar membahagiakan. Meskipun Adib dan Dimas benar-benar berbeda,
tapi Adib selalu ada untuk Dimas dan begitu pula sebaliknya. Yang selalu saya
ingat mereka selalu cekikikan bersama. Wkwkwk…
The last one
and my favorite one, is Singgih. Foto ini diambil ketika dia pulang sekolah. Entah
kenapa sepertinya foto ini bercerita banyak tentang anak seperti apa Singgih
itu. Dia murid yang baik. Meskipun tidak mengerti, dia akan mencoba mengikuti
pelajaran dengan baik. Walaupun sedikit sebal saat dia berulang kali menguap
ketika pelajaran saya. Pose-pose seperti foto ini yang kadang sering banget
bikin saya pingin nyanyi “jangan sembunyi…. Kumohon padamu jangan sembunyi….” Stop
sampai disitu saja supaya mengena maksudnya. Ada beberapa anak yang benar-benar
mampu memutar lagu itu didalam kepala saya. Meskipun tidak ada fotonya di dalam
postingan saya ini, tapi entah kenapa saya kepingin banget menolongnya. Mungkin
karena dia mengingatkan saya akan masa lalu saya. Sedih, sih. Tapi saya
benar-benar berharap bisa menolongnya, disaat orang lain menganggap dia anak
yang mengganggu dan tidak berguna. Lagi ngomongin siapa sih? Haha… ada deh.
Mungkin
tidak semua teman-teman dan keluarga baru saya bisa saya posting di sini. Ini hanya
sekelumit cerita tentang apa yang saya lakukan selama semester tujuh ini
tentang pertemuan saya dengan banyak orang menakjubkan dalam hidup saya. Semoga
saya bisa tetap menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Dan saya berharap
saya bisa membantu mereka lebih jauhhhhhh lagi. Thanks everybody <3 <3
<3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar