Senin, 03 Desember 2012

Para Pencari Mimpi

give a big thumbs for our future and smile :-D

Sabtu (1/12), aku bertemu dengan para pencari mimpi yang lain...

Seringkali aku berpikir aku sudah putus asa dan aku sudah menyerah. Aku tidak tahu lagi apa yang aku inginkan setelah semua harapan dan cita-citaku pupus dan menghilang di tengah jalan. Meskipun begitu aku tidak pernah berhenti. Walau aku sudah menyerah dan mengibarkan bendera putih sejak dulu, aku tetap berlari untuk menemukan pengganti angan-angan yang menghilang dariku.

Tak demikian dengan para pencari mimpi yang lain. Mereka adalah teman-teman muda yang kutemui beberapa hari yang lalu di daerah Lawang, Jawa Timur. Benar-benar putus asa, menyerah, dan tidak ada yang mau berusaha. Itulah yang aku tangkap dari tatapan dan gaya bicara mereka.

Awalnya, aku dan beberapa orang teman ku dari unit kegiatan mahasiswa penulis divisi ilmiah (inkubator ilmiah) mengadakan kunjungan untuk melakukan pelatihan penulisan karya ilmiah. Kami memang sudah diberikan gambaran awal tentang kondisi mereka. Berasal dari ekonomi kelas menengah dan kebawah, dengan tingkah laku dan ucapan yang sedikit agak kasar dan vulgar. Kupikir itu adalah suatu hal yang lumrah. Apalagi aku juga tumbuh dan hidup di lingkungan yang tak jauh beda seperti itu. Namun, ketika harus dihadapkan dengan yang sebenar-benarnya mereka, semua hal yang awalnya kuanggap 'terlalu umum' dan 'terlalu biasa', kini terasa 'sangat berbeda'. Hal tersebut juga memberi sedikit tamparan untuk mengaca pada sosok diriku sendiri.

Mereka memang berasal dari kelas menengah dan kebawah, tentu kita bisa menggambarkan bagaimana cara mereka berpikir bahwa sekolah hanya pengisi waktu luang selama tidak ada pekerjaan. Tapi mereka benar-benar tidak mempunyai angan dan cita-cita. Mereka sepertinya lebih memilih untuk tidak menginginkan ataupun membayangkan 'hal-hal yang tidak pernah akan terjadi'. Itu memang seperti diriku beberapa tahun yang lalu. Ketika aku takut untuk bermimpi dan berimajinasi tentang mau jadi aku nanti. Aku terlalu takut akan putus asa dan sakit hati kalau hal tersebut tidak terjadi. Tapi aku yang kini sangatlah berbeda. Aku benar-benar mempunyai jutaan mimpi dan triliyunan angan yang mungkin tidak benar-benar bisa terjadi, tapi aku tetap berharap dan mau mengejarnya.

Sedikit gambaran nyata tentang teman-teman mudaku. Ada yang berada dikelas namun pikiran mereka benar-benar tidak tertancap dalam kepala mereka. Bahkan ada yang dengan pedenya, meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu saat aku dan teman-temanku sedikit bercerita di dalam kelas. Ada seorang diantara mereka yang putus asa bahkan hampir bunuh diri hanya karena menemukan kalau pacar mereka selingkuh. Ahh.. plis deh. Kalau yang satu ini, aku rasa alay nih anak. Kebanyakan nonton ftv mungkin.

Aku memang sudah terbiasa bertemu dan berinteraksi dengan murid-murid 'luar biasaku'. Tapi teman-teman mudaku ini berbeda. Mereka tak jauh berbeda seperti ku, tapi kenapa mereka seperti itu? Bahkan mereka bisa dibilang tidak memiliki kekurangan apapun yang menghambat mereka seperti murid-murid luar biasaku yang lain. Ini benar-benar miris dan menyedihkan.

Hal apa yang menjadi titik balik ku sehingga bisa menjadi seperti ini? Ini semua berawal dari kegagalan sebuah cita-cita hanya karena sebuah kenyataan yang benar-benar tidak bisa disangkal lagi. Menyakitkan bukan? Tapi selama aku menyembuhkan luka itu, aku bertemu dengan banyak orang dan hal yang menjadi inspirasi ku. Mereka membuat ku percaya akan kekuatan harapan, doa, dan usaha. Saat ini aku sedang mencobanya. Aku benar-benar perlu banyak berterima kasih kepada mereka, baik yang mengenalku atau pun tidak, terutama kepada Allah SWT, yang telah memberi ku kekuatan untuk tetap berdiri walaupun beberapa tahun ini aku benar-benar tidak mempunyai semangat untuk bernapas lagi.

Semua kenyataan yang kuhadapi dan kutemui saat bertemu teman-teman mudaku membuatku benar-benar sedih dan galau-segalau-galaunya. Aku tidak akan menyalahkan kenyataan yang sedang mereka hadapi, seperti yang biasa aku lakukan beberapa tahun yang lalu. Tapi aku sangat-sangat ingin sekali mereka bisa menemukan titik balik sepertiku. Aku ingin mereka merasakan dan menikmati sebuah perjalanan walaupun penuh batu kerikil ataupun liku-liku. Aku benar-benar ingin mereka menikmati memiliki sebuah cita-cita, walaupun hal tersebut mustahil untuk terwujud.

Mulai hari ini, esok, dan seterusnya, aku akan berdoa untuk mereka, untuk cita-cita, harapan, dan semangat mereka. Bukankah hidup tanpa cita-cita walaupun hanya sekedar mimpi itu bagai minum kopi tanpa gula bukan? Terlalu pahit!

Untuk teman-teman mudaku, dimanapun dan apapun yang kalian kerjakan saat ini: semangat dan pantang menyerah, kalau punya keinginan, yakini dan berusahalah serta jangan lupa untuk berdoa (seharusnya ini yang aku ingin ucapkan saat itu, tapi kok belibet ya pas mau diomongin?). Kalau pun aku bisa membantu kalian lebih lama lagi.... Tapi aku juga berharap bisa bertemu dengan mereka dan menunggu kabar bahagia dari mereka. I will miss u, guys...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar